TERJADINYA SULFUR DALAM BATUBARA
Sulfur bergabung dalam sistim pengendapan batubara sejak batubara masih pada bentuk endapan gambut. Gambut di Indonesia terbentuk pada suatu lingkungan pengendapan yang disebut raised swamp, yaitu di daerah dimana curah hujan tahunan lebih besar dari evaporasi tahunannya. Pada kondisi seperti ini, gambut akan menghasilkan batubara dengan kandungan sulfur yang rendah karena hanya mendapat pasokan ‘makanan’ dari air hujan. Sulfur dalam batubara didapatkan dalam bentuk mineral sulfat, mineral sulfida dan material organik.
Gambut mengandung semua bentuk sulfur yang telah didapatkan dalam batubara. Kandungan sulfur yang ditemukan pada gambut dapat memprediksikan kuantitas sulfur yang ada dalam batubara. Gambut yang berada di bawah pengaruh air laut umumnya mengandung kadar sulfur yang lebih tinggi dibandingkan dengan gambut air tawar. Sulfat merupakan reaktan yang menentukan tingkat kuantitas sulfur piritik dan sulfur organik dalam gambut.
KONDISI PENGENDAPAN BATUBARA INDONESIA
Sebaran endapan batubara Indonesia yang berpotensi ekonomis, sebagian besar terdapat di Sumatera dan Kalimantan. Berdasarkan studi pembentukan endapan batubara, sebagian besar dari batubara tersebut berasal dari endapan gambut yang terbentuk dalam iklim equatorial yang kaya akan curah hujan.
Gambut tersebut tumbuh sebagai domed peat yang berkembang di atas rata-rata permukaan air tanah, satu keadaan yang menyebabkan gambut sangat sedikit mendapat pengaruh dari water-borne mineral sehingga menghasilkan batubara yang secara umum mempunyai kadar abu dan sulfur yang rendah. Secara umum endapan batubara di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu batubara Paleogen dan batubara Neogen. Endapan batubara tersebut terdapat dalam cekungan- cekungan pengendapan yang tersebar di wilayah Indonesia.
Post a Comment